Senin, 31 Januari 2011

MY MESSAGE TO TORRES

TRUE SPIRIT OF FOOTBALL

We bought the lad from sunny Spain, he gets the ball and scores again, Fernando Torres Liverpool number nine. Almost in every single game, the Indonesian people always hear jarring chant on TV even though you're not playing at Anfield Stadium. It shows how the fans love you like they love Jamie Carragher and Steven Gerrard.

You came in summer 2007, along with your “big” name as a skipper of Atletico Madrid. Your achievement in your first season at Liverpool FC, make us love and adore you even more. In short time, you became a new idol to us, from older to younger.

With your compatriot friend from Spain, you made Liverpool have a passion to compete in prestigious path of EPL. Your sinergy with local player, such as Steven Gerrard and Jamie Carragher, make our rival (more) affraid with the big name of LiverpoolFC.

We’re still remembered how you beat MU 1-4 at Old Trafford by “defeating” Vidic to make a first goal. I’m still proud of you when you “break” Petr Chech’s gate at Anfield this season. It was a spectacular goal from a fantastic person as you are. There are a lot of good memories which make us love you as the front man, so we thought that number 9 is the number that fit for a person like Fernando Torres.

We, the Indonesian, love football very much and it became our favorite sport from generation to generation. No matter from what level we are, football had been playing around Indonesia, from city to village. Those who came from a wealthy class can afford to play in a beautiful green field, and wear the original jersey of Liverpool number 9 which they bough from Adidas, while those who came from the poor class only able to play in ordinary field by wearing their “non-orginal” jersey of Liverpool number 9. We love to wear the Liverpool jersey as long as it prints number 9 of Torres. Even a child love to wear it in his class and say, “how’s my game? Like Torres, isn’t it?” That what football means in my country, and how much we love you as a member of LiverpoolFC.How great and meaningful of football for us is same as how meaningful Torres for LiverpoolFC. Lately, we were a bit disturbed by the news constantly about you that will leave from our beloved team. It makes us confused while we heard the news in the beginning, because we afraid of losing someone with a personality like you, especially when we know that you are being desired by one of our rivals in EPL. But, we realized for what happened after (if) you leave, we become no worries anymore. With the value offered of 50million, we can buy another 3 persons of new Torres and you (Torres) will loose all the loyalty supporters such as traveling kop, the best stand stadium in the world, Kop stand and all million liverpudlian in all over the world.

Last but not least, look how Liverpool shows a positive trend by continuing to revamp the squad in order to achieve the highest level, can you hear that your chants is sung almost in every game like a song You’ll Never Walk Alone? Can you see the Traveling Kop always support your game wherever, whenever, and in whatever the condition? Maybe the first point, you will get it if you change into blue, but the last three point, you will never get it in any other club in this world except in here, in LiverpoolFC.

Regards,

YNWA

Sabtu, 15 Januari 2011

RIM vs Depkominfo? Dimanakah Posisi Anda?


RESEARCH IN MOTION

RIM (Research In Motion), nama yang belakangan sangat santer terdengar di Indonesia. RIM, sebagai designer dan produsen Blackberry atau yang lebih trend disebut BB, merupakan perusahaan yang berpusat di Waterloo, Ontario, Canada. Perusahaan ini berdiri tahun 1884, telah melakukan ekspansi bisnis ke kawasan Amerika Utara, hingga sekitar tahun 2008 juga mencoba tanah air. RIM yang saat itu memuntahkan peluru pertamanya guna membombardir pasar Indonesia melalui 8-series seperti 8320 atau sering disebut juga dengan Blackberry Curve dengan tampilan khas yang menggunakan trackball sebagai alat navigasi. Kesuksesan yang diraih Curve membuat RIM semakin trengginas dalam membombardir Indonesia dengan produk-produk unggulan mereka seperti Blackberry Curve 8900 (Javeline) atau si jagoan Blackberry Bold 9000 yang menawarkan kecepatan berselancar internet dengan mengintegrasikan generasi ke tiga (3G) didalam fiturnya.

BLACKBERRY DENGAN PARA PESAING

Sebelum Blackberry memasuki pasar Indonesia, vendor gadget lainnya seperti N*kia dan S*nny Ericsson bisa dibilang menguasai lebih dari 50% pasar Indonesia. Sebut saja N*kia yang bisa dibilang sering semena-mena dalam menawarkan jenis handphone terbaru seperti N*3 untuk kemudian dalam jangka waktu yang tidak sebentar, kembali mengeluarkan seri N*3 dengan perbedaan warna namun dengan harga yang berbeda. Atau seri-seri N*kia lainnya yang hanya dengan menambahkan huruf "i" dari seri sebelumnya yang mengartikan adanya perbedaan teknologi yang terintegrasi, membuat banyak pengguna mengeluhkan dan cenderung ragu-ragu dalam membeli, karena ditakutkan dalam waktu dekat akan keluar (lagi) seri lainnya dengan teknologi baru namun dengan harga yang tidak jauh berbeda.

Bisa dibilang salah satu kunci sukses dari market Blackberry adalah differensiasi produk. Keunggulan kompetitif yang dicapai Blackberry menurut saya adalah dengan teknologi yang ditanamkan dalam satu smart phone-nya. Jika sebelumnya, Nokia maupun S*nny Ericsson yang juga telah menawarkan paket data pada ponsel generasi ke tiga mereka, dalam pengambilan data, para pengguna tidak mendapatkan sesuatu yang otomatis, atau, dengan kata lain, para pengguna harus menggunakan download terlebih dahulu. Penyitaan waktu, bandwith, dan juga cost yang dikeluarkan, sangat berlebih. RIM melihat itu kelemahan para pesaing mereka sebagai suatu peluang. Pengintegrasian fitur push-based atau bahasa gampangnya yaitu automatisasi dimana guna melihat email, para pengguna Blackberry tidak perlu melakukan browsing maupun donwload terlebih dahulu. Handphone Blackberry yang selalu terhubung dengan jaringan membuat pengguna handphone Blackberry lebih dimanjakan karena masuknya email sama seperti anda menerima sms, tidak hanya email, begitu pula dengan aplikasi lainnya.

Dengan teknologi diatas, Blackberry berlari kencang meninggalkan para pesaing mereka dalam dua tahun belakangan sejak menginjakkan kaki di Indonesia. Fitur-fitur yang ditawarkan beragam, dari Ms. office tools hingga facebook, yahoo! messenger membuat segmentasi Blackberry sangat tergeneralisasi. Mengapa demikian? Karena anda dapat menemukan pengguna Blackberry dari anak sekolahan hingga para eksekutif. Okay, kolaborasi antara teknologi yang tertanam di Blackberry hingga fitur-fitur aplikasi yang terus dikembangkan pihak RIM membuat demam Blackberry tidak dapat dihindari lagi di Indonesia.

PASAR SELULER INDONESIA

Setelah dua tahun dari "pendaratan" pertamanya di Indonesia, RIM telah meraup banyak keuntungan dari negara berpenduduk sekitar 250juta orang ini. RIM melihat Indonesia sebagai wilayah dengan memiliki potensi ekonomi dengan profit gila-gilaan. Blackberry telah menjadi trend di Indonesia yang hingga saat ini telah ada 2juta orang yang mendeklarasikan dirinya sebagai pengguna Blackberry, termasuk saya..hiihihihihihii. Saya meramalkan trend blackberry akan semakin meluas dengan pertumbuhan lebih dari 30% pertahun-nya. Sekedar catatan Studi terbaru lembaga penelitian ROA (Research On Asia) Group tentang pengguna ponsel di Indonesia yang tercatat sebanyak 68 juta pada akhir tahun 2006 dan akan tumbuh menjadi 94,7 juta pada tahun 2007. Pada tahun 2010, angka pengguna ponsel di Indonesia pun diprediksikan mencapai angka 133 juta. Dengan kata lain, sekitar separuh dari seluruh populasi negeri ini yang diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, merupakan pengguna ponsel dan saya memprediksi, bahwa pengguna Blackberry telah mencapai 2juta penlanggan!! Angka yang sangat fantastis mengingat hal tersebut dicapai hanya dalam waktu dua tahun saja.

DEPKOMINFO vs RIM

Seteah 3 tahun bebas melenggang sebagai perusahaan dengan profit orientation di Indonesia dengan tidak "menghormati" atau memberikan timbal balik terhadap salah satu ranah market terbesarnya, RIM mendapat teguran keras dari Institusi pemerintah terkait izin usaha dan kewajiban yang diregulasi dalam Undang-Undang yang berlaku dimana mereka memasarkan produknya tersebut.

Yap, secara resmi, Institusi pemerintahan Indonesia, melalui Departemen Kementrian dan Informatika (Depkominfo) melayangkan teguran keras disekitar akhir tahun 2010. Depkominfo yang dikomandoi Bapak Tifatul Sembiring, mengajukan 8 permintaan resmi kepada RIM terkait dengan penggunaan ekspansi bisnisnya di Indonesia. Permintaant tersebut adalah:
  1. Kami minta RIM agar hormati & patuhi Peraturan Perundangan yang berlaku di Indonesia, terkait UU 36/1999 tentang komponen komunikasi dan asas dari informasi itu tersebut , UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan UU nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi.
  2. Kami minta RIM agar buka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk Blackberry sudah lebih dari 2 juta.
  3. Kami Minta RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan mereka yang WNI.
  4. Kami minta RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
  5. Kami minta RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai software.
  6. Kami minta RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator lain sudah mematuhinya.
  7. Kami minta RIM agar bangun server di Indonesia, agar aparat hukum dapat lakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan, termasuk koruptor.
  8. Sejauh ini terkesan RIM mengulur-ulur waktu untuk menjalankan komitmen mereka. Apakah kita sebagai bangsa mau diperlakukan seperti itu?
Menanggapi ke 8 permintaan Depkominfo terhadap RIM, point nomor 1, sudah sepatutnya setiap perusahaan mematuhi regulasi suatu Negara tempat mereka melakukan ekspansi bisnis. Pelanggaran terhadap regulasi yang berlaku dapat mengakibatkan Instansi pemerintah terkait dapat mencabut izin usaha RIM dari Indonesia yang dalam hal ini merupakan tanggung jawab dari Depkominfo. Pematuhan atas regulasi yang ada, seharusnya dapat lebih berpengaruh terhadap brand equity dari Blackberry, namun euphoria dari para user seakan-akan mementahkan teori tersebut.

Sedangkan Isu nomor 2, saya lebih condong melihat tentang kewajiban suatu perusahaan membayar pajak atas usaha (bisnis) yang (sudah) mereka lakukan di Indonesia. Selama ini pajak atas keuntungan yang diraup dari pengguna Blackberry hanya dibebankan kepada para provider kartu seluler seperti Telkomsel maupun Exelcomindo.

Isu nomor 3 hanyalah tentang kemudahan pemberian service. Sementara saya melihat sesuatu yang berbau CSR (Corporate Social Responsibility) pada isu nomor 4, 5, dan 6. Dimana sudah selayaknya mereka (RIM) memberikan timbal balik terhadap untung yang sudah dia raup dengan menyerap tenaga kerja dari Indonesia yang tentunya harus didahului dengan membuka kantor di Indonesia. Menghembuskan iklim bisnis positif dengan menggunakan software lokal sehingga memungkinkan produsen software lokal akan terbawa mengglobal berbanding lurus dengan penyebaran pasar bisnis RIM dan batasan terhadap unlimited access terhadap situs-situs porno yang dapat dilakukan berbagai kalangan. Ironisnya, tidak sedikit pengguna Blackberry yang masih dibawah umur. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena dapat merusak moral dari anak-anak bangsa. Hal tersebut juga merupakan sesuatu yang diharamkan, dimana sudah ada landasan hukum atas tindakan ilegal tersebut.

Isu nomor 7 sebenarnya telah lebih dulu dihembuskan India yang dengan lantang meminta keterbukaan dan otorisasi terhadap akses data para pengguna Blackberry dimana pemerintah negara India mencium adanya pergerakan teroris yang dapat di "endus" jika pihak RIM meng-amini permintaan mereka dengan membuka akses data bagi pemerintah. Lain India, lain Indonesia dimana pemerintah Indonesia meminta akses data tersebut guna memudahkan pemerintah dalam tracking terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai seorang pesakitan.

Dan isu terakhir adalah pengambilan sikap terhadap respon yang saya rasa kurang baik diberikan pihak RIM kepada negara yang cukup membuat mereka kaya. Ultimatum dari Pak Mentri kepada RIM dengan ancaman pemblokiran aktivitas Blackberry di Indonesia menimbulkan pro dan kontra. Pada awalnya, banyak yang mendeklarasikan dirinya berada di sayap kiri dengan menentang apa yang dilakukan Tifatul Sembiring, namun belakangan trend bergeser, dengan mulai banyaknya dukungan yang diberikan kepada si Pak Mentri tersebut yang dapat kalian lihat dihalaman berkicau dari beliau di alamat ini.

Saya sendiri awalnya termasuk orang yang kontra dengan pernyataan Tifatul Sembiring mengenai isu pemblokiran jasa Blackberry karena isu yang pertama berkembang hanyalah seputar pornografi dimana saya merasa cukup dewasa dalam menggunakan gadget tersebut dan Blackberry merupakan salah satu sarana pendukung dalam beraktifitas yang dapat memudahkan saya dalam mengirim email maupun berbagi informasi dengan teman-teman seputar perkuliahan. Namun jika dibedah lebih lanjut mengenai 8 isu utama tuntutan Depkominfo terhadap RIM, maka jelas, saya adalah salah satu orang yang setuju atas pencabutan izin usaha terhadap RIM yang hanya menjadikan Indonesia sebagai sapi perah mereka. Dan bagi para pengguna Blackberry lainnya, saya sarankan untuk mentelaah lebih jauh mengapa Depkominfo mengambil langkah tegas memberikan ultimatum terhadap RIM, terlalu banyak sesuatu yang bisa dibilang (hampir) melanggar etika bisnis.

So, dimakah posisi kalian keberadaan kalian? Apakah tetap mendukung "pemerahan sapi" ala RIM dengan menjadi oposisi tapi tetap dapat menikmati akses Blackberry yang "unlimited" namun berbau pembodohan? Atau berpindah ke sayap kanan dengan dukungan penuh terhadap Depkominfo "dengan" batasan akses yang lebih santun terhadap regulasi di Indonesia? So, tentukan posisimu dengan cerdas.